spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Atasi Krisis Gizi, Kampung Balok Asa Gelar Dapur Sehat

KUTAI BARAT – Peningkatan kasus stunting yang mencapai 21 persen dalam dua tahun terakhir di Kabupaten Kutai Barat mendorong Pemerintah Kampung Balok Asa, Kecamatan Barong Tongkok, untuk mengambil langkah konkret.

Baru-baru ini, mereka meluncurkan program Dapur Sehat, sebuah inisiatif yang bertujuan memberikan edukasi gizi kepada ibu-ibu di kampung tersebut serta menyediakan makanan tambahan bagi balita kurang gizi dan ibu hamil berisiko stunting.

Kepala Kampung Balok Asa, Susanto, menyampaikan kekhawatirannya terkait peningkatan angka prevalensi stunting di daerah tersebut.

Menurut data yang dihimpun, prevalensi stunting di Kutai Barat naik dari 15 persen pada tahun 2022 menjadi 21 persen pada tahun 2023.

“Kondisi ini perlu mendapat perhatian serius dari semua elemen masyarakat untuk bersama-sama mencegah dan menanggulangi stunting di Kabupaten Kutai Barat,” kata Susanto dalam keterangannya, Minggu (1/9/2024).

Program Dapur Sehat ini tidak hanya berfungsi sebagai pusat distribusi makanan tambahan, tetapi juga sebagai sarana edukasi bagi ibu-ibu di Kampung Balok Asa.

“Dapur Sehat adalah upaya kami untuk mengajarkan ibu-ibu cara membuat makanan bergizi yang penting untuk pertumbuhan balita dan kesehatan ibu hamil,” jelas Susanto.

Dalam program ini, makanan tambahan dan susu diberikan secara rutin setiap siang hari kepada balita yang mengalami kekurangan gizi dan ibu hamil yang berisiko.

Susanto juga menjelaskan bahwa kegiatan ini melibatkan dua kader yang bertanggung jawab menyiapkan makanan tambahan. Para ibu juga didampingi oleh Ahli Gizi dari Puskesmas Kecamatan Barong Tongkok untuk memberikan edukasi praktis tentang pentingnya asupan gizi.

“Ada praktek langsung dan teori, sehingga para ibu benar-benar memahami cara membuat makanan bergizi untuk anak-anak mereka,” tambahnya.

Program ini akan berlangsung selama 90 hari, dari September hingga November 2024. Sasaran program adalah 10 balita yang mengalami kekurangan gizi dan ibu hamil yang membutuhkan perhatian khusus. Empat balita dari kelompok ini berada di bawah tanggung jawab Puskesmas melalui anggaran Dinas Kesehatan Kutai Barat, sementara enam balita lainnya didukung oleh Pemerintah Kampung Balok Asa melalui Dana Desa (DD).

“Setiap dua minggu, kami akan menimbang balita yang menjadi sasaran program ini untuk memantau perkembangan berat badan mereka. Jika berat badan mereka sudah mencapai standar yang diinginkan, program akan dihentikan dan kami akan mencari balita lain yang memerlukan bantuan,” terang Susanto.

Lebih lanjut, Susanto mengimbau kepada seluruh keluarga di Kampung Balok Asa untuk lebih memperhatikan pola asuh dan asupan gizi anak-anak mereka. “Pola asuh yang baik sangat penting. Banyak orang tua yang menitipkan anak mereka kepada kakek atau nenek, dan akibatnya pola makan anak menjadi tidak teratur. Ini bisa berkontribusi pada peningkatan risiko stunting,” tegasnya.

Dengan program Dapur Sehat ini, Pemerintah Kampung Balok Asa berharap dapat menekan angka stunting di wilayah mereka dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang bagi anak-anak dan ibu hamil. (mk/rm)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img