SAMARINDA – Pertanggung jawaban Pertamina untuk membuka bengkel gratis belum ada kepastian. Sementara, di sisi lain Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud membuka ruang kepada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta hadir untuk masyarakat dalam menjawab keraguan dari permasalahan yang belum diketahui mengapa kendaraan brebet (mogok) usai mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM).
“Sangat memungkinkan (SPBU swasta masuk), yang penting memenuhi persyaratan,” kata Rudy, beberapa waktu lalu.
Sebagian masyarakat menyambut baik, inisiatif masuknya SPBU alternatif selain Pertamina yang selama ini memonopoli penjualan BBM. Meskipun harga jual swasta dapat lebih mahal lebih dari Rp 2.000 dari pada di Pertamina.
Sejauh ini di Indonesia beberapa kota seperti Jakarta, Tangerang telah memiliki SPBU seperti Shell, Vivo dan BP sebagai alternatif.
Sementara, pengamat ekonomi Universitas Mulawarman (Unmul), Hairul Anwar, kemungkinan adanya SPBU alternatif. Namun tentu semua akan berurusan kepada keuntungan. Ia menilai, apakah para investor melihat keuntungan dari membangun SPBU alternatif di Kaltim dengan biaya modal yang tidak murah.
“Hubungannya adalah soal profit (keuntungan),” ujar Hairul saat diwawancarai via telepon Media Kaltim Network beberapa waktu lalu.
Sejauh ini, Pertamina selalu menguasai pasar BBM di Kaltim, oleh karenanya kasus mogok yang melanda dapat memberikan kejenuhan masyarakat atas ketiadaan alternatif. Dalam sejarahnya pun, kilang Balikpapan dulunya dimiliki oleh Shell sebelum diambil alih oleh Pertamina.
“Pengusaha pastinya melihat kemungkinan seberapa besar keuntungan mereka,” katanya.
Hairul menganggap pada kenyataannya SPBU alternatif pun tidak akan menjawab permasalahan inti dari kasus brebet. Hingga pada waktunya, masyarakat akan tetap memilih penyedia yang lebih murah.
“Untuk bubuhan Ojok Online (Ojol) pastinya perbedaan Rp 2 ribu itu sangat berpengaruh,” ucapnya.
Ia pun mengatakan SPBU alternatif tidak bisa memberikan keluwesan kepada masyarakat pekerja kelas bawah. Di mana selama ini menikmati subsidi di Pertamina.
“Masalah brebet (mogok) ini harus diselesaikan dulu akarnya, karena kalau tidak yang swasta pun tidak menjawab apa-apa,” tegasnya.
Pertamina menjanjikan bengkel gratis untuk para warga terdampak di 10 Kabupaten/kota di Kaltim. Hanya saja sampai saat ini pihak Pertamina sendiri tidak mengerti apa yang terjadi pada produk mereka yang dianggap sebagai oplosan. Pertamina dengan tegas mengatakan produknya telah melalui berbagai pemeriksaan intensif.
Pewarta: K Irul Umam
Editor: Yahya Yabo