TENGGARONG – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) melalui Dinas Pariwisata (Dispar) terus mendorong percepatan pengembangan desa wisata sebagai strategi memperkuat ekonomi masyarakat dari tingkat akar rumput. Fokus utamanya yakni membangun desa-desa dengan keunikan lokal menjadi destinasi wisata berkelanjutan yang dikelola langsung oleh warganya.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dispar Kukar, Arianto, menekankan pengembangan pariwisata tidak melulu soal potensi alam, tapi bagaimana masyarakat desa mampu menjadi penggerak utama dalam mempromosikan dan mengelola destinasi yang mereka miliki.
“Yang ingin kita bangun adalah desa wisata yang hidup dan memberikan dampak ekonomi langsung bagi masyarakatnya. Untuk itu, pengelolaan berbasis komunitas, khususnya melalui Pokdarwis, sangat penting,” ujarnya, Jumat (4/4/2025).
Ia menyebutkan dari 10 desa wisata yang sudah ditetapkan sejak 2012, sejumlah wilayah menunjukkan kemajuan berarti, seperti Desa Kedang Ipil dengan pesona air terjun alami, Desa Pela yang konsisten pada ekowisata dan pelestarian satwa, serta Desa Sangkuliman yang mulai ramai dikunjungi karena wisata alamnya yang asri.
Namun, Arianto tidak menampik terkait masih ada desa wisata yang belum berkembang optimal akibat keterbatasan infrastruktur, minimnya promosi, dan lemahnya manajemen destinasi. Untuk itu, pihaknya menggencarkan program pendampingan dan fasilitasi agar desa wisata bisa tumbuh berdaya saing.
“Kami bantu mereka mengemas atraksi wisata yang menarik, memperbaiki fasilitas, sampai mempromosikan lewat media sosial dan event lokal. Harapannya, pengunjung meningkat, dan dampaknya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat,” ungkapnya.
Selain itu, Dispar Kukar menaruh perhatian pada destinasi baru seperti Batu Goa Gelap di Suka Maju dan Taman Gubang di Tenggarong Seberang yang mulai dilirik wisatawan karena keunikan alam dan potensi wisatanya. Di sisi lain, pelaku ekonomi kreatif turut dilibatkan dalam mendukung sektor ini, salah satunya melalui bantuan alat produksi seperti mesin es kristal bagi pelaku kuliner di desa-desa wisata.
“Keterlibatan warga sangat menentukan. Tanpa semangat dan inisiatif dari masyarakat lokal, desa wisata hanya jadi proyek tanpa nyawa. Karena itu, kami selalu mengedepankan pendekatan partisipatif,” tegas Arianto.
Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan masyarakat, ia berharap ke depan desa wisata di Kukar tidak hanya dikenal karena potensi alamnya, tapi karena keberhasilannya dalam menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan taraf hidup warga. (adv)
Pewarta: Ady
Editor: Yahya Yabo