TENGGARONG – Kutai Kartanegara (Kukar), dipastikan Zero Hotspot, setidaknya hingga Selasa (6/6/2023) pukul 22.00 WITA. Hal ini disebabkan selama dua pekan terakhir terjadi dua kali kejadian kebakaran lahan dan hutan (karhutla) di Kukar yang mengakibatkan lahan seluas 22 hektare (ha) habis dilahap si jago merah.
Dua kejadian kebakaran yang terjadi, antara lain di Kecamatan Samboja di Desa Amborawang Laut dengan luasan lahan gambut yang terbakar mencapai 15 hektar dan lahan gambut di Kecamatan Muara Wis di Desa Sebemban seluas 7 hektar.
“Kami selalu berusaha ketika mendapatkan informasi awal, kami langsung eksekusi,” ungkap Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kukar, Fida Hurasani, Rabu (7/6/2023).
Penanganan cepat ini diklaim untuk mengurangi beban kerja atas dampak yang lebih besar lagi. Mengingat ketika api terlanjur membesar, maka akan menyulitkan penanganan karhutla.
Terkait hasil pantauan dan temuan langsung di lapangan, karhutla yang terjadi di dua kecamatan cenderung disengaja atau bukan karena faktor alam. Karena melihat kondisi lahan gambut yang masih lembap. Sehingga tidak mungkin disebabkan cuaca panas, meski beberapa waktu suhu memang panas tidak seperti biasanya.
“Faktor kelembapan di daerah kita masih sangat lembap. Artinya, kalau tidak sengaja dibakar, tidak akan terbakar,” lanjut Fida.
Namun mitigasi dan pemetaan pun terus dilakukan. Dengan menetapkan beberapa titik yang dianggap rawan karhutla. Sebut saja Kecamatan Muara Wis, Muara Kaman, Muara Muntai, Samboja. Maka, kini BPBD Kukar terus meningkatkan komunikasi dan koordinasi ke masing-masing camat, terutama lewat pos-pos damkar.
Ia pun mengimbau kepada masyarakat yang berladang ataupun mencari ikan dengan menggunakan api sebagai media menghangatkan tubuh, untuk benar-benar memastikan api yang dinyalakan bisa dikendalikan dan benar-benar padam ketika beranjak meninggalkan.
“Insya Allah sejauh ini termonitor dengan baik,” tutup Fida.
Sebelumnya, Pemkab Kukar bersama Kodim 0906/Kukar dan Polres Kukar terus meningkatkan kewaspadaan dari potensi karhutla. Yakni, dengan menggelar Apel Kesiapsiagaan Karhutla, di Desa Sabintulung, Muara Kaman.
Menjadi komitmen bersama bahwa pencegahan dan penanganan karhutla menjadi tanggungjawab bersama. Termasuk seluruh perusahaan yang berinvestasi di Kukar. Masyarakat pun diimbau untuk ikut ambil peran, terutama dalam hal pencegahan di titik-titik yang dianggap rawan karhutla. (afi)