SAMARINDA – Musibah banjir kembali melanda wilayah Kabupaten Kutai Barat (Kubar) selama sepekan terakhir yang menyebabkan aktivitas masyarakat terganggu hingga dapat menyebabkan potensi bahaya bagi warga bantaran Sungai Mahakam.
Banjir tersebut merendam lima kecamatan di Kubar yakni Kecamatan Muara Lawa, Damai, Tering, Long Iram, dan Melak dengan ketinggian air bervariasi antara 1,5 meter hingga 2 meter. Kondisi ini pun mendorong BPBD Kutai Barat untuk memperpanjang status siaga darurat banjir yang berlaku mulai 14 April 2025 hingga dua bulan ke depan.
Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Seno Aji, mengungkapkan pihaknya telah menerima laporan mengenai intensitas hujan tinggi yang terjadi di kawasan hulu Sungai Mahakam dalam dua hari terakhir.
“Mengingat pengalaman banjir serupa pada tahun sebelumnya, kami telah mengimbau masyarakat yang tinggal di sepanjang bantaran Sungai Mahakam untuk segera melakukan evakuasi mandiri demi keselamatan,” ujar Seno Aji, Jumat (18/4/2025).
Sebelumnya, Pemprov Kaltim telah melakukan koordinasi intensif dengan Bupati Kubar untuk memastikan evakuasi masyarakat terdampak dapat berjalan lancar dan cepat.
Untuk itu, pihaknya bergerak cepat dengan mengerahkan tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk melakukan tindakan-tindakan secara komprehensif, mulai dari respon awal hingga langkah-langkah pasca-bencana.
“Kami telah menginstruksikan BPBD untuk tanggap ke lokasi bencana dan membantu masyarakat yang ada di Kubar,” tegasnya.
Seno Aji menambahkan pihaknya menerima informasi adanya fluktuasi tinggi muka air sungai di bagian hulu yang sempat menurun namun kembali meningkat pada pagi hari kemarin. Oleh karena itu, ia meminta BPBD untuk terus bersiaga di lokasi bencana dan mempersiapkan segala kebutuhan bantuan.
“Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur berharap agar kejadian bencana ekstrem seperti ini tidak terulang kembali. Namun demikian, kami berkomitmen untuk terus berupaya secara maksimal dalam menanggulangi dampak banjir dan membantu masyarakat yang terkena musibah,” ungkapnya.
Berdasarkan data pemerintah setempat, diperkirakan ada lebih dari 500 rumah warga terendam banjir. Meskipun demikian, sebagian besar warga memilih bertahan di kediamannya sambil menunggu air surut.
Pewarta: Hadi Winata
Editor: Yahya Yabo