SAMARINDA – Arus modernisasi terus bergerak, budaya lokal seakan ditinggal. Ada upaya kelompok muda yang ingin terus menghidupkan budaya.
Salah satu tempat di Kelurahan Tenun, akhir pekan lalu, suasana tampak lebih hidup dari biasanya. Suara canda tawa menyatu dengan bunyi alat tenun yang dimainkan para pengrajin.
Kelompok Arjuna, komunitas anak muda yang peduli akan pelestarian budaya menggelar kegiatan unik bertajuk Kampung Tenun Tour dan Bazar Budaya pada 10 Mei hingga 11 Mei 2025.
Pagi hari, Sabtu (10/5/2025), sekitar pukul 10.00 WITA, rombongan peserta berkumpul di halaman Kelurahan Tenun. Udara hangat menyapa saat Andi, Ketua Kelompok Arjuna, membuka acara dengan penuh semangat. Ia mengajak para peserta untuk berperan dalam menjaga tradisi.
“Saya berharap kehadiran teman-teman hari ini menjadi bukti bahwa masih ada kepedulian anak muda terhadap budaya lokal di daerahnya,” kata Andi.
Kampung Tenun Tour tidak sekadar jalan-jalan. Para peserta diajak berinteraksi langsung dengan para pengrajin, mendengar cerita mereka tentang perjalanan panjang sebuah kain tenun yang berawal dari benang-benang halus. Ada sesi tanya jawab yang menggugah rasa ingin tahu, serta praktik langsung menenun dan memanik.
Salah satu peserta, Galluh, tampak sibuk memotret kain tenun warna-warni yang tengah dikerjakan. Senyum sumringah menghiasi wajahnya saat berbagi kesan.
“Senang bisa jalan-jalan bertemu pengrajin di Kelurahan Tenun, selain dapat ilmu baru aku juga dapat teman baru,” ungkap Galluh
Selanjutnya, dihari kedua, Minggu (11/5/2025), halaman Kelurahan Tenun berubah wajah. Aneka booth didirikan dengan rapi memamerkan hasil karya para pengrajin lokal. Di sudut lain, sebuah photobooth (tempat foto) ornamen kain tenun menjadi spot favorit kaum muda.
Namun yang paling mencuri perhatian adalah fashion show yang menampilkan produk lokal seperti sarung tenun dan manik. Para model muda berjalan dengan percaya diri, memadukan sarung dengan atasan kekinian, mematahkan stigma kain tradisional hanya cocok untuk acara adat.
Seorang pengunjung yang awalnya ragu dengan fashion show yang menampikan sarung tenun akhirnya dibuat kagum.
“Ternyata waktu dipakai para model, sarung itu terlihat bagus. Kirain bakal aneh kalau dipakai anak muda, tapi ternyata enggak,” ujarnya.
Acara yang penuh kehangatan itu ditutup dengan pengundian hadiah dari kupon yang sebelumnya dibagikan kepada para pengunjung. Saat satu per satu nomor dibacakan, suasana mendadak riuh. Salah satu pemenang yang mengaku datang hanya karena iseng, tersenyum lebar saat namanya disebut.
“Tadinya saya iseng saja datang, ternyata rezekinya malah dapat hadiah,” ujarnya.
Menenun untuk Masa Depan
Sesi foto bersama menandai akhir dari kegiatan penuh makna di Kelurahan Tenun. Bagi Kelompok Arjuna, kegiatan ini bukan hanya tentang pelestarian budaya tetapi pemberdayaan pengrajin agar mampu menghadapi perubahan zaman.
Dua hari penuh kebersamaan dan pengetahuan itu memberi secercah harapan. Anak muda dan pengrajin bisa duduk bersama, untuk saling mendukung dan melestarikan tradisi tenun di Kota Samarinda.
Melalui program Community Empowerment Kelompok Arjuna Bakti BCA 2025, masa depan tradisi tenun di Kota Samarinda tampaknya masih memiliki harapan cerah. Bakti setitik, lama-lama jadi bukti.
Penulis: Abika Ramadhan
Editor : Yahya Yabo