spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Harga Jual Sapi Kurban di Kukar Alami Kenaikan

TENGGARONG – Menjelang Hari Raya Iduladha 1444 Hijriah, yang jatuh pada akhir Juni nanti, Kecamatan Tenggarong mulai dipadati pedagang hewan kurban musiman. Di Kukar, terdapat lebih dari 5 titik pedagang hewan kurban yang beroperasi, termasuk dua titik yang diisi oleh pedagang dari luar Kalimantan Timur (Kaltim).

Salah satunya adalah Abdullah, pedagang sapi kurban musiman yang berasal dari Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar). Tahun ini merupakan tahun ke-15 ia berjualan di Tenggarong. Abdullah membawa sebanyak 55 ekor sapi dengan berbagai jenis, seperti sapi bali, sapi limousin, sapi simental, sapi brahma, dan sapi brangus.

Abdullah mengungkapkan bahwa terjadi kenaikan harga sapi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Setiap jenis sapi mengalami kenaikan harga sebesar Rp 1 juta. Akibatnya, harga sapi paling murah di tempatnya adalah Rp 18 juta, yaitu untuk jenis sapi bali. Namun, ada juga sapi yang harganya mencapai Rp 35 juta, tergantung pada bobot sapi tersebut.

“Harga standar Rp 18 juta, sedangkan tahun kemarin ada yang dijual seharga Rp 16-17 juta,” ujar Abdullah.

Sementara itu, Abdullah hanya membawa 2 ekor sapi limousin. Harganya pun cukup tinggi, dengan satu sapi dijual seharga Rp 30 juta dan yang lainnya dijual seharga Rp 45 juta. Diperkirakan, bobot daging sapi tersebut mencapai 200 kilogram (kg).

Abdullah juga mengakui bahwa jumlah sapi yang dijual mengalami penurunan. Biasanya ia membawa sekitar 80 ekor sapi, namun tahun ini hanya 55 ekor saja. Salah satu faktornya adalah persyaratan adanya surat keterangan kesehatan bebas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan jembrana yang menyulitkan sapi untuk masuk. Selain itu, perpanjangan masa karantina sapi sebelum masuk ke Kaltim juga berdampak pada kenaikan harga jual. “Total karantina selama 15 hari. Biaya harian sebesar Rp 2,5 juta sebelum sapi bisa berangkat. Itulah sebabnya harga sapi naik,” tutur Abdullah. (afi)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img