spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Komisi X DPR RI Apresiasi Implementasi Kurikulum Merdeka di Kota Samarinda

SAMARINDA – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian mengapresiasi Pemerintah Kota Samarinda, Kalimantan Timur yang telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka pada satuan pendidikannya. Hingga saat ini, 90 persen lebih satuan pendidikan di Kota Samarinda telah menerapkan Kurikulum Merdeka yang menjadi salah satu kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

“Saya mengapresiasi pemerintah Kota Samarinda yang sudah aktif menyosialisasikan kebijakan Kemendikbudristek, yaitu Kurikulum Merdeka. Ini sangat luar biasa, artinya kebijakan ini berarti memang dibutuhkan, relevan, dan sesuai dengan kebutuhan,” tutur Hetifah dalam acara Sosialisasi Kurikulum Merdeka yang digelar oleh Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Kemendikbudristek di Kota Samarinda, pada Selasa (13/6/2023).

Menurut Hetifah, melalui Kurikulum Merdeka, proses pembelajaran di sekolah akan menjadi hal yang sangat menyenangkan bagi peserta didik dan guru diberikan keleluasaan dalam memberikan pelajarannya kepada siswanya.

“Belajar itu harus bahagia dan sekolah merupakan tempat bermain yang dapat menghasilkan berbagai inovasi yang baru bagi siswa. Kurikulum Merdeka akan mendorong siswa untuk berpikir logis dan Kurikulum Merdeka memang dirancang membuat peserta didik bahagia dan berfikir bagaimana mencapai cita-citanya,” ujar Hetifah.

Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Zulfikri, mengatakan Kurikulum Merdeka adalah upaya pemerintah mengembalikan pendidikan kepada marwahnya seperti pesan Ki Hadjar Dewantara yaitu pendidikan itu memerdekakan manusia secara lahir dan batin. Oleh karena itu guru harus memerdekakan muridnya.

“Kurikulum Merdeka memberikan kemerdekaan untuk siswa dan juga guru dalam memilih metode yang paling tepat sesuai kebutuhan siswa. Karenanya guru diharapkan mengenal terlebih dahulu siswanya sebelum menyampaikan materi. Usaha untuk mengembalikan pendidikan ke marwah yang sebenarnya dapat dicapai melalui kurikulum ini,” ungkap Zulfikri.

Zulfikri juga mengatakan Kurikulum Merdeka merupakan pembelajaran kontekstual yang dirancang dengan prinsip penyederhanaan, fleksibilitas, dan berkeadilan serta berfokus pada pelayanan peserta didik. Prinsip ini, kata Zulfikri, dimulai dengan memberikan ruang yang seluas-luasnya kepada guru untuk memberikan pelayanan kepada peserta didik, sehingga para peserta didik juga memiliki ruang yang seluas-luasnya dalam memgembangkan potensi.

“Kurikulum Merdeka dirancang untuk dapat diterapkan dalam segala situasi, karena yang menjadi target kita bukanlah sarana dan prasarana atau urusan administrasi seperti kelengkapan dokumen maupun kepatuhan administrasi. Kita berfokus pada peningkatan kualitas proses pembelajaran, peningkatan kualitas komunikasi dan hubungan interaksi antara peserta didik tenaga pendidik, orang tua, serta masyarakat di lingkungan sekolah. Jadi anak akan menjadi pemelajar sepanjang hayat,” tutur Zulfikri.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Kota Samarinda, Asli Nuryadin mengatakan, keunggulan dari Kurikulum Merdeka adalah lebih sederhana dan mendalam dan fokus pada materi yang esensial. Sehingga, kata Asli, proses belajar mengajar akan lebih mendalam dan tidak terburu-buru.

“Lebih merdeka, di mana guru nantinya dapat mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik. Sekolah juga memiliki wewenang untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan satuan pendidikan dan peserta didik, lebih relevan dan interaktif pembelajaran melalui kegiatan projek memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual,” tutur Asli.

Asli menjelaskan 48 SMP yang ada di Kota Samarinda, 100 persen sudah melaksanakan Kurikulum Merdeka. Untuk SD, hingga saat ini sudah mencapai 90 persen lebih. “Kita akan dorong semua satuan pendidikan supaya satu frekuensi dengan pemerintah pusat, pemerintah provinsi untuk melaksanakan Kurikulum Merdeka,” ucap Asli.

Siti Komariah, Guru SD Negeri 007 Sungai Kunjang mengatakan Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada para pendidik untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas sesuai dengan kebutuahn perserta didik dan lingkungan sekitarnya. Di sekolahnya, Komariyah menuturkan implementasi Kurikulum Merdeka mengutamakan pada pengembangan karakter peserta didik.

“Kami mau menciptakan siswa itu yang bekualitas tetapi disesuaikan dengan kebutuhan dan lingkungan sekitar. Misalnya, dalam pembuatan projek Profil Pelajar Pancasila, para siswa diberikan kebebasan untuk memilih. Seperti pada Seni Tari, para pelajar bisa menggunakan daun sebagai kostum. Begitu juga dengan seni musik dan kegiatan lainnya,  siswa mendapatkan kebebasan berkreasi,” tutur Komariyah.

Komariyah juga menuturkan pelaksanaan Kurikulum Merdeka ini bisa diikuti oleh semua siswa dan guru. “Walaupun murid itu rendah dalam pengetahuan, tetapi dalam projek ini bisa, tidak hanya di pengetahuan tetapi di keterampilan juga bisa dikembangkan,” pungkas Komariyah.  (cha)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img