Kecamatan Pulau Maratua bakal mendapat USD 50 juta dari Bank Dunia.
TANJUNG REDEB – Kecamatan Pulau Maratua bakal mendapat USD 50 juta dari bank dunia atas penjualan karbon laut. Itu disampaikan Ketua Tim Percepatan Pembangunan Maratua, Meiliana.
Diungkapkannya, semua dokumen sebenarnya sudah siap, tinggal kelengkapan sertifikasi blue bond saja.
“Apabila sertifikasi blue bond ini sudah selesai dan diakui dunia maka bank dunia akan memberi nilai sekitar USD 50 juta untuk Kecamatan Pulau Maratua,” katanya, kemarin (12/9/2023).
Ia bersama tim sudah 6 tahun ini menghasilkan nilai tambah kesejahteraan untuk Kabupaten Berau khususnya Maratua dalam blue carbon atau karbon biru. Seiring dengan Gubernur Kaltim Isran Noor yang terus menggaungkan karbon yang ada di daratan.
Konsep ekonomi biru dijelaskannya, ditujukan untuk kesejahteraan dengan tetap menperhatikan keberlanjutan lingkungan. Pengelolaan pengawasan perairan dapat dibentuk lembaga semacan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Sehingga lebih fleksibel dalam peningkatan pelayanan jangka panjang.
Pengembangan ekonomi biru di fokuskan pada program pemeliharaan atau konservasi. Seperti, lingkungan perairan, yakni terumbu karang, lamun, plankton, dan mangrove. Dengan sertifikasi blue bond.
Yang mana dalam hal ini Berau telah kolaborasi dengan sejumlah pihak, baik dalam maupun luar negeri, salah satunya dengan Republik Seychelles.
“Memungkinan supaya cepat, kita menyerahkan dokumer serta sertifikasi blue bond ke duta besar Seychelles untukmengamankan supaya tidak lepas,” jelasnya.
Dibeberkannya, setelah mendapatkan sertifikasi BON, maka akan dihitung mekanisme karbon biru dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Pihaknya tentu mengharapkan percepatan infrastuktur, jalan, listrik, dermaga dan transportasi udara dan laut. Serta kemandirian ekonomi dan pengembangan investasi di Maratua.
“Percepatan kebutuhan infrastruktur tersebut akan kami pantau terus,” tegasnya.
Di samping itu, pihaknya akan tetap bekerja sama dengan resort-resort yang ada di Maratua untuk bisa membangun dan memasukan produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) lokal Maratau. Dengan catatan sudah mendapat pelatihan dan pendampingan dari Bank Indonesia (BI).
“Seperti bagaimana cara pengemasan agar bisa masuk ke resort,” sebutnya.
Selain pengembangan kepariwisataan yang berkelanjutan maka pengembangan dan pemanfaatan maka perairan di Kabupaten Berau khususnya Maratua melalui program ekonomi biru dmenjadi peluang terbaik guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Terpisah, Kepala Dinas Perikanan (Diskan) Berau, Dahniar Ratnawati menyampaikan, luas wilayah Berau sebanyak 70 persennya merupakan lautan. Hanya saja berdasarkan UU Nomor 23 tahun 2014 pengelolaannya hanya sampai 12 mil.
“Kita sudah berkomitmen untuk menjaga wilayah perairan lait kita. Reward yang kita dapat berupa insentif dari bank dunia,” jelasnya.
“Maka sangat disayangkan sekali apabila kita tidak menjaga dan mengelola potensi laut kita,” sambungnya. (Mnz)
Pewarta: Amnil Izza
Editor: Irfan