BALIKPAPAN – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Balikpapan berencana melakukan evaluasi terhadap penggunaan alat bantu penyeberangan (Pelican Crossing) yang dipasang di beberapa titik pusat kota. Evaluasi ini dilakukan menyusul banyaknya penyalahgunaan dan masalah teknis yang muncul terkait alat tersebut.
Kepala Dishub Kota Balikpapan, Adward Skenda Putra, mengungkapkan banyak masyarakat yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan alat tersebut untuk bermain-main, seperti dengan memukul tombol penyeberangan lalu kabur setelah lampu merah menyala dan suara peringatan terdengar.
“Kadang ada saja warga jahil yang memukul tombol itu, kemudian kabur setelah lampu berwarna merah dan mengeluarkan suara,” ujarnya, Rabu (8/1/2025).
Lebih lanjut Adward menjelaskan, bahkan tak jarang ada di beberapa titik alat bantu menyeberang tersebut aktif sendiri tanpa ada yang menyentuh atau memukul tombol menyeberang, mengingat di alat tersebut juga dipasang sensor.
“Kami menerapkan sensor di alat bantu penyeberangan tersebut, jadi terkadang ada orang lewat terdeteksi hendak menyeberang dan aktif,” jelasnya.
Seperti diketahui, sensor otomatis tersebut sebenarnya sangat membantu masyarakat yang lupa untuk menekan tombol menyeberang. Hanya saja, terkadang sensor itu salah dalam mendeteksi, bahkan bila angin berhembus kencang alat bantu menyeberang itu juga bisa aktif sendiri.
“Oleh sebab itu kami evaluasi, apakah akan tetap diterapkan sensor atau manual,” tambahnya.
Adward berharap, kesadaran masyarakat yang berkendara, mengingat sering ditemukan pengendara yang tidak berhenti saat lampu lalu lintas dialat bantu penyeberangan berwarna merah dan sedang ada warga yang menyeberang.
“Seharusnya warga itu memahami bila ada penyeberangan untuk memperlambat laju kendaraannya dan berhenti bila ada yang menyeberang jalan,” tegasnya.
Penulis: Aprianto
Editor: Nicha R