spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Bantuan Korban Diduga BBM Oplosan di Samarinda, Kuota Terbatas Dikeluhkan

SAMARINDA – Pemerintah Kota Samarinda hari ini menggelar penyaluran bantuan bagi masyarakat yang terdampak dugaan praktik pengoplosan Bahan Bakar Minyak (BBM) di 10 Kecamatan Kota Samarinda. Kecamatan Sungai Pinang menjadi salah satu titik fokus penyaluran bertempat di halaman kantor kecamatan.

Sejak pagi pukul 09.00 WITA, puluhan warga memadati lokasi, berharap mendapatkan bantuan untuk meringankan kerugian akibat kerusakan kendaraan warga.

Namun, antusiasme warga ini berbanding terbalik dengan kuota bantuan yang terbatas menyebabkan kekecewaan di antara sebagian besar masyarakat yang hadir hingga pukul 11.00 WITA.

Plt Camat Sungai Pinang, Mohamad Joni, menjelaskan program bantuan ini merupakan respons cepat Pemerintah Kota Samarinda terhadap keluhan warga terkait BBM yang diduga tidak sesuai standar.

“Sesuai arahan Wali Kota Andi Harun, prioritas utama kita adalah membantu warga yang terdampak. Kami tidak ingin terjebak dalam polemik asal-usul masalah yang terpenting adalah menunjukkan kepedulian pemerintah kepada warganya,” tegasnya

Lebih lanjut, Joni mengungkapkan ada keterbatasan kuota bantuan untuk setiap kecamatan.

“Dalam rapat awal, estimasi data kendaraan rusak yang kami terima sekitar 600 unit. Dengan pembagian 10 kecamatan, idealnya setiap kecamatan mendapatkan kuota 60 kendaraan,” jelasnya

“Namun, kami menyadari data ini bisa berbeda di lapangan. Kami akan berkoordinasi dengan bagian Kesra untuk melihat kemungkinan subsidi silang, di mana dana yang tidak terpakai di satu kecamatan bisa dialihkan ke kecamatan lain yang kebutuhannya lebih tinggi,” ungkapnya

Pihaknya akan berkoordinasi lebih lanjut dengan Kesra terkait potensi tindak lanjut bantuan tersebut.

Salah satu warga Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Feriza, mengungkapkan rasa syukurnya atas bantuan yang diterimanya.

“Tanggapan saya sangat bagus, bantuan ini benar-benar meringankan beban kami yang mengalami kerugian. Sebelumnya, saya selalu mengisi Pertamax di SPBU Kebaktian. Anehnya, setelah mengisi di sana beberapa waktu lalu, motor saya langsung brebet (mogok) parah, padahal sebelumnya tidak pernah seperti ini,” ungkapnya.

Kondisi berbeda dialami oleh Aminah, warga dari wilayah Nusantara. Ia datang dengan harapan bisa mendapatkan bantuan setelah motornya mengalami masalah yang sama.

“Motor saya brebet (mogok), kata bengkel ada campuran air. Kejadiannya sudah sejak tanggal 2 April 2025. Saya datang ke sini dengan harapan bisa mendapatkan bantuan, tapi ternyata katanya kuotanya sudah habis, padahal ini baru hari pertama penyaluran. Saya dapat informasi dari teman dan langsung datang, tapi ternyata sudah terlambat,” ujarnya.

Pihak kecamatan hanya memberikan informasi untuk menunggu kabar selanjutnya apabila ada alokasi dana tambahan.

Senada dengan Aminah, Nazaruddin, warga Kecamatan Sungai Pinang lainnya harus menelan kekecewaan karena kuota bantuan telah penuh.

“Saya datang ke sini setelah melihat brosur informasi dari pemerintah kota tentang bantuan korban BBM. Rencananya memang Senin ini saya urus. Tapi, informasi dari warga di sini katanya sudah habis. Saya jadi menunggu bagaimana kelanjutan dari Pak Camat. Motor MX saya rusak, awalnya busi diganti tapi masih brebet, ternyata masalahnya ada di filter fuel pump,” keluhnya.

 

Pewarta: Dimas
Editor: Yahya Yabo

⚠️ Peringatan Plagiarisme

Dilarang mengutip, menyalin, atau memperbanyak isi berita maupun foto dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari Redaksi. Pelanggaran terhadap hak cipta dapat dikenakan sanksi sesuai UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dengan ancaman pidana penjara maksimal 10 tahun dan/atau denda hingga Rp4 miliar.

INFO GRAFIS