TENGGARONG – Saat tantangan serius dalam regenerasi petani, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) membuka panggung baru bagi para pemuda untuk menjadi garda terdepan dalam mengawal masa depan pertanian.
Bupati Kukar, Edi Damansyah, menegaskan dunia pertanian kini membutuhkan lebih dari sekadar tangan-tangan terampil. Ia membutuhkan semangat muda, ide segar, dan keberanian untuk berinovasi.
“Kalau bukan generasi muda, siapa lagi? Para petani kita saat ini mayoritas sudah Lansia. Tanpa regenerasi, kita bisa kehilangan tulang punggung ketahanan pangan daerah,” ujar Edi dalam kunjungannya ke kawasan pertanian, Senin (10/3/2025).
Kondisi di lapangan menunjukkan angka yang mengkhawatirkan. Sebagian besar rumah tangga petani di Kukar kini dihuni kepala keluarga berusia di atas 60 tahun, sementara minat generasi muda untuk turun ke sawah masih tergolong rendah.
Namun, Bupati Edi menolak menyerah pada keadaan. Ia justru melihat peluang besar ketika generasi muda mampu menangkap potensi pertanian masa kini yang kian modern dan berbasis teknologi.
“Kita sudah memasuki era smart farming. Tidak harus lagi bergumul dengan lumpur. Pertanian sekarang bicara tentang efisiensi, data, dan teknologi. Anak muda pasti bisa,” katanya.
Pemerintah daerah telah menyiapkan berbagai bentuk dukungan, mulai dari pelatihan kewirausahaan pertanian, pemberian akses alsintan, hingga program Kredit Kukar Idaman yang bisa dimanfaatkan untuk modal usaha tani.
Lebih jauh, Edi Damansyah berharap kisah sukses para petani milenial yang telah menekuni dunia tani bisa dijadikan inspirasi. Petani milenial merupakan bukti pertanian bukan sekadar kerja kasar tetapi jalan menuju kemandirian ekonomi.
“Kami ingin membentuk komunitas petani muda yang bukan hanya produktif, tapi bangga akan profesinya. Karena bertani itu bukan pilihan terakhir, tapi pilihan cerdas,” tegasnya. (adv)
Pewarta: Ady
Editor: Yahya Yabo