spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Dialog Serantau Borneo-Kalimantan ke-16, Pertemukan Sastrawan Tiga Negara

SAMARINDA – Sastra sangat erat dalam budaya melayu, adapun di Indonesia, bahasa melayu menjadi bagian penting perkembangan sastra. Sebut saja Hamzah Al-Fansuri sebagai tokoh yang digadang-gadang sebagai Sang Pemula Puisi Indonesia.

Namun demikian, perkembangan sastra melayu sempat dikhawatirkan kiprahnya di era saat ini. Lantas demi memadukan setiap karya sastra dari tiga negara, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur (Disdikbud) bekerja sama dengan Dewan Kesenian untuk menggelar Dialog Serantau Borneo-Kalimantan (DSBK).

Indonesia yang diwakili oleh Kalimantan akan bersua dengan sastrawan Brunei Darussalam dan Malaysia. Di mana DSBK XVI akan digelar selama empat hari pada 17-20 Juni mendatang.

“Dialog para sastrawan ini dikemas dalam Dialog Serantau Borneo-Kalimantan (DSBK) merupakan forum pertemuan para karyawan atau sastrawan dari tiga negara, khususnya sastrawan di Pulau Borneo atau Kalimantan,” kata Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kaltim, Syafril TH Noor.

Kegiatan tersebut bukanlah untuk pertama kalinya, sebab pertemuan sastrawan antar negara melayu tersebut telah berhasil digelar selama 16 kali. Dimulai dari tahun 1987 di Malaysia dan pada 2023 di Brunei Darussalam. Hingga akhirnya untuk ke-16 ini digelar di Samarinda, Kalimantan Timur.

Tentu saja, gelaran ini sangat dinantikan sekaligus menjadi ajang pembuktian tentang sastra melayu tidak benar-benar hilang dari peredaran sejarah hari ini.

“Dalam pertemuan sastra internasional ini diharapkan terkuak jejak estetika dan dialektika (pembelajaran) sastra dan peran kerajaan nusantara dalam penguatan sastra, utamanya sastra Melayu,” jelas Ketua Panitia DSBK XVI, Amin Wangsitalaja.

Dengan mengangkat tema ‘Nusantara dan Penguatan Sastra Melayu: Merawat Estetika dan Dialektika’, diharapkan memacu para sastrawan atau pembaca menguatkan falsafah melayu.

“Dalam DSBK 2025 ini akan dihadiri 200 peserta dari tiga negara, kemudian ada pameran buku yang diterbitkan masing-masing peserta,” sebutnya.

Selain dialog, saat ini Antologi Puisi sedang dikerjakan agar dapat diluncurkan bertepatan dengan acara tersebut. Nantinya Antologi Puisi itu akan diberi judul ‘Jejak Perigi di Tanah Melayu’.

 

Pewarta: K Irul Umam
Editor: Yahya Yabo

⚠️ Peringatan Plagiarisme

Dilarang mengutip, menyalin, atau memperbanyak isi berita maupun foto dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari Redaksi. Pelanggaran terhadap hak cipta dapat dikenakan sanksi sesuai UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dengan ancaman pidana penjara maksimal 10 tahun dan/atau denda hingga Rp4 miliar.

INFO GRAFIS