TENGGARONG – Kekerasan terhadap perempuan dan anak terus menjadi perhatian serius di Kutai Kartanegara (Kukar). Untuk mengatasinya, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kukar memperkuat jejaring desa melalui pendekatan berbasis masyarakat.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DP3A Kukar, Hero Suprayitno, menjelaskan bahwa meski peningkatan pelaporan kasus menunjukkan keberanian korban melapor, pencegahan tetap menjadi prioritas utama.
“Kami ingin memutus rantai kekerasan dengan membangun sistem perlindungan yang kokoh di tingkat desa,” ujarnya.
Salah satu langkah konkret DP3A Kukar adalah melalui program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM). Program ini dirancang untuk memberdayakan masyarakat desa agar menjadi pelopor dalam menciptakan lingkungan aman dan ramah anak. Dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat, PATBM diharapkan dapat meningkatkan kesadaran serta mencegah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Kami ingin setiap desa di Kukar menjadi benteng perlindungan bagi anak-anak, sehingga mereka dapat tumbuh di lingkungan yang mendukung dan aman,” tambah Hero.
Selain itu, DP3A Kukar juga menitikberatkan pada peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) di tingkat desa. Upaya ini bertujuan untuk memperkuat sistem perlindungan anak, tidak hanya dalam menangani kasus yang sudah terjadi tetapi juga dalam menciptakan langkah pencegahan yang efektif.
Kedepan, DP3A Kukar berkomitmen untuk memperluas cakupan program PATBM ke seluruh desa di Kukar. Melalui kolaborasi lintas sektor, pemerintah daerah berharap dapat menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak secara signifikan.
DP3A Kukar juga mengajak masyarakat untuk aktif mendukung program ini, dengan harapan terbentuk jejaring yang kuat untuk mewujudkan desa-desa yang lebih aman dan peduli perlindungan anak.
“Ini bukan hanya soal menangani kasus, tapi bagaimana mencegah agar tidak ada lagi anak yang menjadi korban kekerasan atau eksploitasi,” tegas Hero. (ADV)