TANJUNG REDEB – Sektor perkebunan, khususnya kakao mendapat perhatian khusus dari Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) RI. Karena itu, sektor tersebut harus diperhatikan secara serius oleh pemerintah daerah.
“Kita beruntung Kabupaten Berau menjadi perhatian BPK, khususnya di dalam kawasan pedesaan untuk perkebunan di bidang kakao,” ungkap Ketua DPRD Berau, Madri Pani, belum lama ini.
Disampaikan Madri, perhatian BPK itu harus ditindaklanjuti melalui pembuatan regulasi dan kebijakan yang sesuai serta tepat sasar. Berikutnya, menjaga keberlangsungan dan produktivitas kakao Berau.
“Karena nanti ada peraturan bupatinya, ada surat edaran, ada hasil telaah pemetaan. Jangan sampai melanggar regulasi yang dibuat,” singgungnya.
Tak hanya itu, sebagai prioritas BPK, pembangunan sektor perkebunan kakao harus benar-benar diperhatikan demi menunjang produktivitas dan pemasarannya.
“Artinya baik akses jalan, masalah bibit, nanti pemasaran seperti apa, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Berau benar-benar diperhatikan,” bebernya.
Madri pun berharap agar dengan perhatian BPK tersebut, Pemda Berau semakin terpacu untuk lebih bekerja maksimal dan serius dalam mengatasi berbagai kendala yang ada. Tujuannya agar program yang diapresiasi BPK itu bisa berjalan.
“Karena Pemkab Berau dianggap belum terlalu maksimal dalam memfasilitasi penyediaan sarana dan prasarana dari akses jalan, bibit, pupuk,” katanya.
Sementara itu, komoditas kakao di Kabupaten Berau khususnya di wilayah Kecamatan Kelay.
Perkembangan total jumlah produksi kakao di Kabupaten Berau mengalami kemajuan yang pesat sejak tahun 2018. Pada tahun tersebut angka produksinya adalah 600 kg/hektare. Lalu, per 2021 angkanya bertambah menjadi 750 kg/hektare. Total jumlah luas kebun juga bertambah menjadi 3200 hektare.
Secara pasar, kakao khas Berau pun sudah menembus konsumen internasional. Dilansir dari pejuangsigap.id er tahun 2020, Berau Cocoa bekerjasama dengan PT. Berau Coal untuk melakukan ekspor kakao ini ke berbagai negara. Mulai dari Filipina, Taiwan, Australia, bahkan Italia. Lalu, sejak 2021, Jepang juga menjadi negara tujuan untuk kakao yang memang sudah melalui proses fermentasi.
Pesatnya perkembangan kakao Berau ini juga tak terlepas dari dukungan pemerintah melalui program Dinas Perkebunan yang bernama Gerakan Mengembangkan Agribisnis Kakao (GEMARI KAKAO) yang juga berguna untuk memberikan berbagai alternatif pendapatan dari komoditas yang terdiversifikasi. (Adv)