spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Konflik Ruko Pasar Pagi Samarinda, Dukung Tapi Menolak Tukar Guling

SAMARINDA – Pertemuan antara Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda dan 48 Pemilik Ruko Pasar Pagi Samarinda di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda pada Selasa, 9 Januari 2023, masih belum mencapai kesepakatan.

Keempat puluh delapan pemilik dengan sertifikat hak milik (SHM) kompak tetap menolak tawaran Pemkot untuk menukar atau membeli bangunan mereka.

Meskipun menolak opsi tukar guling, 48 pemilik SHM itu tetap terlibat dalam pembangunan pasar yang diharapkan akan menjadi salah satu ikon kota tepian tersebut.

Salah satu pemilik SHM, Margaret, menyatakan bahwa mereka sangat mendukung pembangunan pasar pagi yang baru, namun tetap menolak jika bangunan usahanya harus ditukar guling atau dibeli oleh pemerintah.

“Tentunya kami tetap mendukung, tapi jika bangunan usaha kami harus dibeli atau ditukar guling, kami semua menolak,” ungkapnya.

Dia menjelaskan bahwa toko jam yang dikelolanya merupakan usaha turun-temurun selama tiga generasi.

“Kami di sini sudah tiga generasi, dan Ruko kami telah ada lebih lama daripada pasar pagi,” tegasnya.

Sebelumnya, para pemilik SHM ini berniat untuk menyesuaikan fasad bagian depan bangunan mereka agar sesuai dengan desain Pasar Pagi yang baru. Namun mereka hanya bisa menyesuaikan sesuai dengan anggaran yang mereka miliki.

“Sekarang desainnya berubah atau tidak, itu adalah urusan pemkot. Kami tetap tidak ingin bangunan usaha kami dibeli atau ditukar guling,” ujar Margaret.

“Harapannya, pembangunan ini tidak mengganggu ruko kami, dan ruko SHM tetap berdiri seperti sediakala,” tambahnya.

Dalam kesempatan terpisah, Ridwan Tassa, Asisten I Pemkot Samarinda yang juga Ketua Tim Relokasi Pasar Pagi, menyatakan bahwa pihaknya telah mensosialisasikan rencana rekonstruksi Pasar Pagi kepada semua pedagang.

Hal tersebut dilakukan dengan harapan mencapai kesepahaman terbaik antara pemerintah dan para pemilik ruko.

“Walaupun tawaran kita masih ditolak, kita tetap mengajak mereka untuk berdiskusi. Tujuannya adalah agar mereka juga tidak merasa dirugikan,” tutur Tassa. (Han)

 

Pewarta: RM

Editor: RM

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img