spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

‘Kubangan Kerbau’ Menuju Jalan Muara Bengkal, Kapan Diperbaiki?

SANGATTA – Sejumlah jalan pintas menuju Kecamatan Muara Bengkal, Kutai Timur sangat memprihatinkan. Lumpur yang menggenang membuat jalan itu tak ubahnya terlihat seperti ‘kubangan kerbau’. Banyak masyarakat yang mengeluhkan kondisi tersebut.

Pasalnya, jalan itu merupakan satu-satunya akses masyarakat Muara Bengkal menuju Sangatta maupun ke Samarinda. Keberadaannya menjadi akses vital terhadap distribusi logistik dan bahan bakar minyak.

Intensitas curah hujan yang cukup tinggi membuat akses menuju Muara Bengkal yang mulanya bertekstur tanah dan batu seketika berubah menjadi bubur. Alhasil, kendaraan pengangkut sembako dan minyak harus rela mengantre berkilo-kilo meter jauhnya. Bahkan, banyak kendaraan yang amblas dan tak bisa melintas.

“Awalnya ini faktor banjir ditambah saat ini kondisi hujan, jalan sudah sangat sulit dilintasi. Jalan seperti bubur,” sebut Fajar Sodik, salah satu Panwascam yang dihubungi Media Kaltim, Senin (20/2/2023).

Fajar menceritakan kondisi saat ini masih terlihat antrean mobil truk yang tersangkut di kubangan lumpur. “Kalau mobil kecil masih bisa saling bantu dengan ditarik, kalau truk masih agak susah melintas karena kondisi muatan juga berat dan sampai saat ini masih terjadi antrean yang panjang,” sebut Fajar.

Menurut Fajar, akses jalan tersebut cukup penting bagi masyarakat yang bermukim di pelosok Kutim itu. Seperti warga Kecamatan Muara Bengkal, Muara Ancalong, Batu Balai, Long Nah, dan sebagainya. Pun dia berharap kiranya pihak pemerintah atau pun perusahaan agar membantu perbaikan jalan tersebut.

“Akses ini sangat penting buat kami. Ini jalan satu-satunya. Kalau jalan tidak bisa dilewati, sudah pasti banyak berimbas ke warga. Contohnya, kalau mobil yang angkut solar untuk kebutuhan PLN tidak bisa lewat. Pasti listrik mati, saya juga sebagai petugas Panwascam terkendala melakukan giat pengawasan verfak (verifikasi faktual, Red.) dan coklit (pencocokan dan penelitian, Red.),” keluhnya.

Fajar menambahkan sebelumnya jalan sudah ada perbaikan dari salah satu perusahaan sawit namun perbaikan hanya sebatas meratakan dengan alat berat. Setelah curah hujan tinggi kondisi jalan menjadi lumpur yang susah diakses.

“Harapannya pemerintah memprioritaskan infrastruktur jalan seperti ini karena roda perekonomian akan berdampak ketika akses jalan susah dilewati, kedepan semoga ada kerjasama antar desa yakni Desa Kelinjau Ilir dan Desa Ngayau terkait akses jalan ini,” tutupnya. (ref)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img