BERAU – Lonjakan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Berau menjadi perhatian serius setelah Dinas Kesehatan (Dinkes) mencatat 64 kasus baru sepanjang tahun 2024. Angka ini naik drastis dari tahun sebelumnya yang hanya mencatat 36 kasus.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Berau, Garna Sudarsono, menyebutkan bahwa peningkatan ini menunjukkan perlunya edukasi lebih masif untuk mencegah penyebaran penyakit menular tersebut.
“Kami terus melakukan pemeriksaan rutin pada kelompok berisiko tinggi, termasuk ibu hamil, pekerja di tempat hiburan malam, komunitas tertentu, dan mereka yang menunjukkan gejala HIV/AIDS,” ungkapnya.
“Hasilnya, kami mendapati 64 kasus baru,” tambahnya.
Namun, menurut Garna, tantangan terbesar adalah mendorong pasien untuk menjalani pengobatan secara konsisten. Dari 64 orang yang dinyatakan positif, hanya 45 yang bersedia melanjutkan pengobatan.
“Sebagian pasien memilih pulang ke kampung halaman atau berhenti karena alasan pribadi. Kondisi ini menyulitkan kami untuk memastikan keberlanjutan pengobatan mereka,” tambahnya.
Dinkes Berau telah meningkatkan upaya sosialisasi untuk mengedukasi masyarakat tentang HIV/AIDS. Fokus utama adalah mengingatkan masyarakat untuk menghindari perilaku berisiko, seperti bergonta-ganti pasangan tanpa menggunakan alat kontrasepsi, serta penyalahgunaan narkotika dengan jarum suntik.
Selain itu, pihaknya juga mendorong kebiasaan hidup sehat, termasuk tidak berbagi alat pribadi seperti sikat gigi dan alat cukur, serta menjaga kebersihan tangan.
“Edukasi merupakan kunci utama untuk mengubah pola pikir masyarakat. Pemahaman yang baik tentang penularan dan pencegahan akan sangat membantu menekan angka penyebaran,” jelas Garna.
Ia pun menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mengatasi persoalan ini. “Kami tidak bisa bekerja sendiri. Peran keluarga, komunitas, dan lembaga terkait sangat dibutuhkan untuk mengendalikan penyebaran HIV/AIDS di Berau,” tandasnya. (ril/dez)
Reporter: Aril Syahrulsyah
Editor: Dezwan