BALIKPAPAN – Hari raya Idul Adha tahun 2023 yang jatuh pada 29 Juni 2023 mendatang, saat ini di beberapa titik di Kota Balikpapan mulai terlihat para pedagang hewan kurban.
Namun pada tahun ini penjual hewan kurban mendapat atensi dari Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan, hal ini pasca serangan penyakit mulut dan kuku (PMK) yang mewabah dibeberapa daerah diluar Kalimantan Timur.
Salah seorang penjual hewan kurban dikawasan Sepinggan, Balikpapan Selatan, Parman mengaku, pada tahun ini pengiriman sapi dari luar wilayah diperkat akibat masih adanya wabah PMK dibeberapa daerah yang menyerang sapi ternak.
“Agak sulit sekarang mendatangkan sapi, karena harus melengkapi lagi surat-suratnya karena habis penyakit kemarin itu,” ujar Parman, Jumat (2/6/2023).
Para penjual sapi pun kini harus melengkapi surat rekomendasi dari dinas didaerah setempat untuk bisa masuk ke Balikpapan. Pasalnya, Balikpapan saat ini membatasi pengiriman sapi dari beberapa daerah, terutama dari daerah dengan status zona merah.
“Kalau sapi saya ini dari Majene, Sulaweai Barat,” jelasnya.
Parman mengaku, tak mempersoal terkait pengurusan kelengkapan surat rekomendasi dari dinas pertenakan setempat, hanya saja, Parman menyebut untuk menunggu surat rekomendasi keluar akan menambah beban biaya perawatan hewan kurban, belum lagi saat hewan kurban harus kembali masuk kekarantina.
“Belum lagi ongkos makan, ongkos karantina lagi,” tambahnya.
Parman mengatakan, sampai saat ini dari 106 sapi yang dibawanya dari Majene, 90 sapi telah laku terjual. Ia memastikan, sapi yang dijualnya ini dalam kondisi sehat dan telah dilengkapi surat rekomendasi dari dinas peternakan daerah asal.
Untuk satu ekor sapi dilapak jual milik Parman itu, termurah dijual dengan harga Rp 17 juta rupiah untuk ukuran sedang. Sementara harga sapi termahal dijual Parman dengan harga Rp 35 juta. (Bom)