spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Penanganan Sampah di Sungai, Dewan Beri Solusi Libatkan Masyarakat

TANJUNG REDEB – Anggota Komisi II DPRD Berau, Elita Herlina menyebut kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya masih terbilang rendah. Fenomena di lapangan, masih banyak masyarakat yang memanfaatkan sungai atau lahan-lahan kosong untuk membuah sampah limbah rumah tangga.

Dirinya sangat menyayangkan fenomena tersebut. Sehingga menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Daerah untuk mengintervensi dan mengembalikan fungsi sungai ataupun lahan kosong tersebut sebagaimana mestinya.

Menurutnya, kurangnya kesadaran masyarakat dikhawatirkan akan menjadi kebiasaan untuk membuang sampah sembarangan tidak hanya di sungai tetapi juga di tempat-tempat umum.

Elita menilai membuang sampah di sungai atau tempat umum lainnya akan berdampak negatif pada lingkungan, terlebih saat musim hujan. Sampah akan membuat sungai semakin dangkal sehingga mengakibatkan banjir.

“Saya juga sering memberikan masukan agar tidak membuang sampah di sungai. Tapi nyatanya banyak masyarakat yang belum sadar. Ini tentu akan sangat berbahaya ketika musim hujan tiba, karena berpotensi menimbulkan banjir,” ungkapnya.

Ia mengatakan, salah satu upaya untuk menyadarkan masyarakat dari kebiasaan buruk ini adalah dengan menggandeng seluruh elemen masyarakat baik di tingkat kampung hingga kecamatan untuk ikut berperan dalam memberikan edukasi terkait bahaya membuang sampah sembarangan serta dampak yang akan ditimbulkan.

“Langkah dasarnya bisa melalui sosialisasi di tingkat RT. Lalu memberikan edukasi kepada anak-anak sejak dini pentingnya membuang sampah pada tempatnya. Tentu peran OPD terkait sangat dibutuhkan,” tutupnya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Kebersihan, Pengelolaan Sampah dan Penanganan Limba, DLHK Berau, Suhardi mengatakan saat ini pihaknya sudah menurunkan kapal pengangkut sampah.

Namun, pengoperasian kapal sampah tersebut masih banyak mengalami hambatan, seperti hanya dapat beroperasi bila air sungai sedang pasang dan masih kekurangan tenaga SDM.

“Jadi kalau Sungai Segah dan Sungai Kelay kondisi surut atau air tidak pasang, kapal sampahnya tidak bisa beroperasi. Karena sulit untuk sampah-sampahnya di ambil” tegasnya.

Selain itu, tenaga kerja yang ahli di bidang ini juga tidak tersedia. Meski memiliki beberapa kendala, pihaknya optimis untuk mengurangi sampah yang ada di bantaran sungai ataupun sampah yang ada di tempat umum lainnya.

“Tahun kita ada penambahan dua unit kapal pengangkut sampah. Tidak semua jenis sampah yang bisa di angkut, jadi ada beberapa seperti sampah yang sulit terurai,” katanya.

Dirinya menyadari, peran masyarakat dalam memerangi sampah sangat penting. Walau pihaknya telah menurunkan banyak alat atau alternatif untuk mengatasi sampah berserakan, bisa kesadaran masyarakat dalam membuang sampah tidak ada, maka hal ini tentu sulit diselesaikan.

“Apalagi masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai. Tempat mereka membuang sampah sudah bukan lagi di tempatnya, melainkan di sungai. Jadi harus dari masyarakat lagi yang sadar akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya,” tandasnya. (Adv)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img