TENGGARONG – Rapat Paripurna DPRD Kutai Kartanegara (Kukar) yang digelar pada Rabu (14/5/2025) menjadi penanda resmi berakhirnya seluruh rangkaian tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, termasuk proses Pemungutan Suara Ulang (PSU) di beberapa wilayah. Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Kukar, Sunggono, mewakili Bupati Kukar menyampaikan apresiasi atas partisipasi dan kedewasaan politik masyarakat Kukar.
Membacakan sambutan tertulis Bupati Kukar, Sunggono menekankan bahwa pelaksanaan Pilkada, termasuk PSU, berjalan dalam suasana kondusif dan mencerminkan semangat demokrasi yang sehat. Ia menyebutkan, keterlibatan aktif seluruh unsur, baik penyelenggara, peserta, maupun pemilih yang telah menjadi modal penting dalam menjaga stabilitas sosial di daerah.
“Seluruh proses yang telah dilalui menunjukkan bahwa demokrasi di Kukar tumbuh dalam kerangka partisipasi dan kedewasaan politik. Perbedaan pilihan tidak menjadi hambatan untuk tetap menjaga kerukunan,” ungkapnya.
Ia juga mengingatkan bahwa Kukar memiliki sejarah panjang dalam praktik demokrasi lokal. Salah satunya ditandai dengan pelaksanaan Pilkada langsung pertama di Indonesia pada tahun 2005. Menurutnya, sejarah tersebut menjadi pengingat bahwa peran masyarakat Kukar dalam demokrasi tidak bisa dipandang sebelah mata.
Sunggono berharap, usai penetapan hasil Pilkada, semua pihak dapat kembali bersatu untuk melanjutkan agenda pembangunan daerah. Ia menilai, energi yang tercurah selama proses politik sebaiknya diarahkan untuk memperkuat kolaborasi dan kerja bersama lintas sektor.
“Pilkada bukan hanya tentang siapa yang terpilih, tetapi tentang kesinambungan pembangunan dan kepentingan bersama. Saatnya kita kembali fokus pada program-program pembangunan yang memberi manfaat luas bagi masyarakat,” katanya.
Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga semangat kebersamaan dan memperkuat komunikasi antara pemerintah dan warga, sehingga dinamika politik yang sudah dilewati dapat menjadi pembelajaran positif dalam memperkuat tata kelola pemerintahan yang partisipatif.
“Kukar adalah rumah kita bersama. Stabilitas dan harmoni sosial adalah modal penting dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan,” tutupnya. (Adv)