TANJUNG REDEB – Inflasi di Kabupaten Berau dianggap masih yang tertinggi di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Hal tersebut berdasarkan informasi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim.
Untuk itu, anggota Komisi II DPRD Berau, Dedy Okto Nooryanto meminta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait bisa cari solusi terkait kenaikan inflasi tersebut.
Pasalnya pada bulan April lalu, Inflasi di Kabupaten Berau sebesar 3,62 persen. Hal ini berdampak pada kenaikan harga barang dan bahan pokok rumah tangga, baik itu barang lokal maupun non lokal. Seperti beras yang didatangkan dari Pulau Sulawesi mengalami kenaikan.
“Memang masalah harga, terutama terkait bahan pokok itu fluktuatif. Terkadang murah dan juga mahal. Pemerintah melalui OPD terkait harus mendata apa saja kebutuhan utama masyarakat yang mengalami kenaikan harga,” ungkapnya.
Menurut politikus Nasional Demokrat (NasDem) ini, kenaikan harga bisa saja dipicu karena tingginya ongkos pengiriman.
Karena stok atau hasil produksi beras lokal kita belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat Berau. Maka dari itu, butuh pasokan dari luar daerah.
“Sehingga harga jual juga bakal naik. Kalau bisa, pemerintah daerah melakukan survei terkait persoalan tersebut,” usulnya.
Kendati demikian, Dedy Okto mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau turun ke lapangan dengan OPD terkait, guna mengetahui persoalan mengenai sistem pengiriman.
“Setelah itu, jika sudah mengerti apa yang terjadi bisa langsung dicarikan solusinya. Agar masalah ini tidak membebani masyarakat,” tandasnya. (Adv)