TENGGARONG – Program pusat dalam menekan inflasi di daerah, turut menyasar sektor perikanan. Terutama yang berdampak langsung kepada nelayan dan pembudidaya ikan, salah satunya di Kutai Kartanegara (Kukar). Yakni lebih kepada menyasar pemenuhan ongkos produksinya.
Dijelaskan Kepala Bidang Pemberdayaan Nelayan Kecil, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kukar, Asli Husaini, program penekanan inflasi lebih kepada penyaluran uang tunai untuk membeli bahan bakar untuk digunakan oleh para nelayan. Uang tunai tersebutlah yang digunakan untuk membeli BBM subsidi, bukan menambah subsidi BBM yang sudah ada.
“Kalau di pesisir itu bahan bakar solar tetapi nelayan di perairan darat itu yang di sungai itu menggunakan pertalite. Dia akan gunakan uang itu untuk membeli bahan bakar tersebut,” ungkap Husaini, Selasa (10/10/2023).
Total ada 16.400 nelayan dan pembudidaya yang sudah menerima program yang dirujuk dari pemerintah pusat tersebut, dengan menyasar 20 kecamatan di Kukar. Ia menambahkan bantuan senilai Rp 24,6 miliar tersebut, bahwa penyalurannya sudah sejak pertengahan September. Tahap pertama diberikan untuk Juli hingga September, sementara tahap kedua diberikan untuk bulan Oktober sampai Desember 2023.
“Berakhirnya nanti 6 bulan kemudian (dua tahap),” tutup Husaini. (adv)