SAMARINDA – Baru-baru ini Lembaga Survei dari Timur Barat Research Center melakukan survei terhadap 1.450 responden. Survei tersebut dilakukan sejak 28 Agustus – 7 September di 10 Kabupaten/Kota yang ada di Kalimantan Timur.
Hasilnya, pasangan Rudy Mas’ud dan Seno Aji secara elektabilitas unggul 16 persen dari pasangan Isran Noor dan Hadi Mulyadi.
Johanes Romeo, Direktur Eksekutif TBRC mengurai hasil surveinya. Ia menerangkan, Rudy-Seno unggul dengan tingkat elektabilitas 47,9 persen. Sementara Isran-Hadi hanya memperoleh 31,4 persen. Sisanya 20,7 persen belum menentukan pilihannya.
Pada simulasi pertanyaan tertutup menggunakan kuisioner dengan nama serta gambar kedua pasangan calon, tingkat keterpilihan Rudy-Seno semakin meningkat. Hasil tabulasi menunujukkan pasangan itu meraih 58,2 persen responden.
“Lalu pasangan Isran Noor-Hadi Mulyadi sebanyak 33,6 persen, dan yang tidak memilih sebanyak 8,2 persen,” sebut Johanes.
Namun demikian, secara popularitas, sang petahana Isran-Hadi unggul di angka 82,9 persen. Jauh di atas Rudy-Seno yang hanya meraih 71,7 persen. Johanes mengira itu dikarenakan Isran-Hadi pernah memimpin 5 tahun sebelumnya.
“Di tingkat kesukaan, survei menemukan Rudy-Seno disukai sebanyak 79,3 persen masyarakat Kaltim. Sedangkan Isran-Hadi hanya 49,1 persen,” lanjut Johanes.
Ia-pun mengklaim bahwa ada sekitar 62,7 persen masyarakat yang tidak puas dengan hasil kinerja pasangan petahana. Hingga secara umum tingkat kepuasan masyarakat bisa dibilang rendah.
“Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang kurang inklusif serta belum optimalnya pemerataan dan pengembangan layanan infrastruktur dasar maupun infrastruktur pendukung ekonomi. Begitu kesimpulan survei ini,” jelasnya.
Dari hasil survei ini, untuk margin of error kurang lebih 2,57 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Salah satu pengamat politik Nahdlatul Ulama, Rikal Dikri, menjelaskan bahwa ketidakpuasan masyarakat dipengaruhi oleh persepsi keberhasilan serta kepuasan Isran-Hadi berada di bawah 50 persen.
“Ini berpotensi menumbangkan petahan, sekaligus menjadi alarm bahaya bagi mereka,” terangnya. (mk/rm)