BONTANG – Salah satu aktivitas balap liar tidak hanya terjadi di hari biasanya saja, akan tetapi balap liar makin menjadi kala bulan Ramadan. Tidak hanya balap liar, akan tetapi perang sarung sesama antar kelompok remaja sering terjadi sehabis usai salat tarawih.
Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) dan Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM) Loktuan melakukan patroli rutin. Bahwa aktivitas balap liar, minuman beralkohol, serta tawuran sarung menjadi incaran selama bulan puasa.
Bhabinkamtibmas Loktuan, Aiptu Bambang Sumantri mengatakan baru saja mulai puasa, sudah dua malam terakhir juga sering mendapati sekelompok remaja yang sehabis salat tarawih lanjut begadang sampai tengah malam, bahkan sekelompok remaja tersebut melakukan tawuran sarung.
“Inilah pentingnya patroli rutin, baru saja puasa dimulai sudah ada sekelompok anak remaja yang perang sarung dan juga balapan liar,” ucapnya.
Untuk lokasi balapan liar pun dilakukan di Jalan NPK Pelangi, dan juga di Jalan Cipto Mangunkusumo, lebih tepatnya depan Gor Loktuan sampai Bundaran Sintuk. Balapan liar di mulai pukul 01.00 Wita hingga pukul 03.00 Wita, bahkan ada juga yang sehabis sahur.
“Untuk balap liar, lokasi tidak menentu. Karena mereka akan berpindah-pindah. Maka dari itu, kami akan terus berpatroli keliling. Petugas yang patroli juga terdiri kurang lebih 10-15 petugas, jadi kami bisa membagi penugasan untuk memencar,” paparnya.
Bambang menjelaskan, jika kedapatan sekali mereka akan diberi pembinaan dan sosialisasi langsung. Akan tetapi, jika mereka masih mengulangi kesalahan yang sama, pemanggilan orang tua dan guru akan dilakukan untuk efek jera. Jika mereka masih dengan status pelajar, juga akan diberi surat pernyataan.
“Kalau pun ada trek-trekan, dan juga membuat hal yang fatal. Kami akan langsung komunikasi dengan rekan lalu lintas, agar ada penindakan langsung. Jadi teman lalu lintas yang lakukan penindakan, bukan kami,” jelasnya.
Bambang menghimbau kepada seluruh masyarakat, terutama di bulan ramadan. Agar bisa menjaga keamanan dan ketentraman sesama. Saling menghargai dan menghormati agama lain, tidak ada keributan yang dapat membuat masyarakat menjadi resah.
Penulis: Dwi S
Editor: Yusva Alam