spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sempat Diminta Kosongkan Gedung, PMI Kutim dan PT KPC Sepakati Kelanjutan Operasional Gedung PMI

SANGATTA – Kepala Markas Palang Merah Indonesia (PMI) Kutai Timur, Wilhelmus Wio Doi, mengungkapkan kabar baik terkait rencana pengosongan Gedung PMI Kutim oleh PT Kaltim Prima Coal (KPC). Setelah pertemuan antara kedua belah pihak, disepakati bahwa PMI dapat terus menggunakan gedung tersebut untuk kegiatan operasional.

“Pertemuan tadi pukul 15.30 hingga 16.00 WITA dengan pihak PT KPC yang diwakili Pak Wawan, Pak Ronald, dan beberapa staf menghasilkan solusi yang baik. PMI tetap diperbolehkan melaksanakan kegiatan operasional dan pelayanan kemanusiaan di gedung tersebut,” ujar Wilhelmus, Jumat (17/1/2025).

Gedung yang digunakan PMI Kutim selama ini adalah milik PT KPC. Sebelumnya, PMI secara mendadak diminta untuk mengosongkan gedung tersebut. Namun, hasil dialog antara kedua pihak membuahkan keputusan yang menguntungkan.

Selain memastikan kelanjutan operasional PMI, PT KPC juga membuka diskusi terkait pembangunan sekretariat baru untuk PMI Kutim. Meski lokasi baru belum ditentukan, PT KPC menunjukkan komitmen untuk memberikan dukungan.

Kepala Markas Palang Merah Indonesia (PMI) Kutai Timur, Wilhelmus Wio Doi. (Ist)

“Tadi juga dibahas soal kemungkinan pembangunan sekretariat baru. Pihak PT KPC menyampaikan bahwa nantinya akan ada pembicaraan lebih lanjut terkait lokasi baru untuk PMI. Tentunya, ini akan didukung oleh mereka,” jelas Wilhelmus.

Kendati demikian, keputusan terkait lokasi baru belum diambil, karena kedua pihak sepakat untuk menunda pembahasan detail hingga situasi lebih kondusif.

“Kita sepakat untuk agak ‘dingin’ dulu soal lokasi baru. Fokus sekarang adalah memastikan layanan kemanusiaan tetap berjalan tanpa gangguan,” tambahnya.

Wilhelmus berharap pelayanan darah dan kegiatan PMI lainnya di Kutim dapat terus berjalan tanpa hambatan. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada PT KPC atas dukungannya terhadap operasional PMI.

“Kita berharap pelayanan tidak terganggu. Jika tidak ada pelayanan, bisa berakibat fatal bagi masyarakat yang membutuhkan darah. Nyawa menjadi taruhannya,” pungkas Wilhelmus.

Pewarta: M Aril Syahrul
Editor: Agus S.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img