SAMARINDA – November mendatang, masyarakat Kaltim akan mengikuti pesta demokrasi untuk memilih gubernur dan wakil gubernur baru.
Meski Kaltim dikenal sebagai provinsi yang kaya akan sumber daya alam, kenyataannya kekayaan ini belum sepenuhnya dirasakan oleh seluruh masyarakatnya. Ini menjadi tugas besar bagi gubernur terpilih untuk melanjutkan pembangunan di Benua Etam.
Pengamat Ekonomi Universitas Mulawarman, Purwadi, menyampaikan sejumlah pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan calon gubernur (cagub) Kaltim. Menurutnya, ada tantangan ekonomi yang mendesak untuk segera diatasi agar kesejahteraan masyarakat Kaltim dapat ditingkatkan.
Transformasi Ekonomi Kaltim Mendukung Masa Depan
Purwadi menekankan bahwa Kaltim perlu melakukan transformasi ekonomi dengan mengurangi ketergantungan pada sektor sumber daya alam, khususnya pertambangan, yang kini menunjukkan penurunan kontribusi. Sektor kehutanan dan kelapa sawit juga sudah tidak lagi menjadi andalan utama.
“Kaltim harus segera melakukan diversifikasi ekonomi, salah satunya dengan mengembangkan sektor pariwisata dan ekonomi digital. Tanpa transformasi ini, sulit bagi Kaltim untuk mencapai kesejahteraan yang merata,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya.
Selain itu, ia menambahkan, pembangunan infrastruktur menjadi prioritas utama dalam mendukung diversifikasi ekonomi.
Menurutnya, kondisi jalan yang rusak dan kualitas internet yang belum memadai di beberapa wilayah, termasuk di ibu kota provinsi, menjadi kendala besar yang perlu segera diatasi.
“Kita perlu memperbaiki infrastruktur fisik dan digital jika ingin memajukan sektor pariwisata dan ekonomi digital. Infrastruktur yang baik akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” tambah Purwadi.
Mahalnya Tiket Pesawat Menghambat Pariwisata
Purwadi juga menyoroti mahalnya biaya transportasi, terutama harga tiket pesawat ke Kaltim, yang berdampak negatif pada sektor pariwisata dan mobilitas masyarakat. Ia menilai pemerintah harus segera mencari solusi agar biaya transportasi bisa lebih terjangkau, sehingga pariwisata Kaltim bisa lebih berkembang.
“Tiket pesawat ke Kaltim memang mahal, dan ini mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan. Pemerintah harus bisa menemukan solusi untuk menurunkan harga tiket agar sektor pariwisata lebih bergairah,” jelasnya.
Menekan Angka Kemiskinan
Masalah kemiskinan juga menjadi PR besar bagi gubernur Kaltim selanjutnya. Purwadi menyoroti bahwa sekitar 231 ribu penduduk Kaltim masih hidup di bawah garis kemiskinan, meskipun provinsi ini memiliki APBD yang sangat besar.
“Kita tidak bisa terus menggunakan standar kemiskinan yang tidak relevan. Jika kita memakai standar Bank Dunia, yang menetapkan pendapatan per kapita harian sebesar USD 3,2 (sekitar Rp 49 ribu), angka kemiskinan Kaltim bisa lebih besar dari data yang ada,” ujar Purwadi.
Ia juga menekankan pentingnya membuka lapangan kerja baru dan peluang usaha yang menjanjikan untuk meningkatkan standar hidup masyarakat Kaltim.
APBD besar, apakah cukup untuk kesejahteraan?
Dengan APBD yang mencapai Rp 76 triliun, Purwadi menantang calon gubernur Kaltim untuk mengalokasikan anggaran lebih banyak ke kepentingan publik.
Ia menyarankan agar 80 persen dari APBD dialokasikan untuk kebutuhan masyarakat dan 20 persen sisanya untuk keperluan pemerintah.
“Anggaran pemerintah seharusnya lebih diarahkan untuk kepentingan publik. Dengan alokasi yang lebih besar untuk masyarakat, kesejahteraan akan meningkat, dan pembangunan Kaltim dapat dirasakan oleh semua kalangan,” ungkapnya.
Tantangan Besar untuk Calon Gubernur Kaltim
Purwadi berharap calon gubernur Kaltim mampu mengatasi tantangan-tantangan besar ini dan membawa perubahan nyata yang berpihak pada masyarakat.
Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, menurutnya, membutuhkan keberanian untuk memprioritaskan kepentingan publik.
“Membangun ekonomi Kaltim yang berkelanjutan tidak hanya membutuhkan visi, tetapi juga keberanian untuk memprioritaskan kesejahteraan masyarakat di atas kepentingan lainnya,” tutupnya. (mk/rm)