spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Tender Menara BTS di Paser Gagal Tiga Kali, Potensi Hambat Pembangunan Telekomunikasi

PASER – Proyek pembangunan menara telekomunikasi atau Base Transceiver Station (BTS) di Kabupaten Paser menghadapi kendala serius dalam proses tender dan pelaksanaan pengerjaan. Hingga akhir Mei 2023, proyek ini telah ditender ulang sebanyak tiga kali tanpa adanya pelaksanaan yang dilakukan.

Dalam proyek ini, terdapat dua BTS yang akan dibangun oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paser. Lokasinya berada di Desa Muara Payang, Kecamatan Muara Komam, dan Desa Belimbing, Kecamatan Long Ikis. Namun, proses tender mengalami hambatan terkait kualifikasi ahli pihak ketiga atau penyedia, serta nilai yang terlalu rendah.

Salman Lambo, Kepala Bagian Barang dan Jasa (Kabag Barjas) Setkab Paser, menyatakan bahwa pada tahun 2023 ini terdapat tiga paket pekerjaan pembangunan menara telekomunikasi atau BTS. Namun, proyek ini tidak diminati oleh pihak penyedia karena nilai yang kecil.

“Hingga saat ini, baru satu paket yang berhasil menandatangani kontrak pengerjaan, yaitu BTS di Muara Toyu, Kecamatan Long Kali,” ucap Salman.

Namun, dua paket lainnya telah mengalami tiga kali penundaan dalam proses tender. Setelah dilakukan evaluasi, ditemukan bahwa penyedia yang mengajukan tender tidak memenuhi persyaratan kualifikasi, terutama dalam hal tenaga ahli yang diperlukan.

Salman menjelaskan bahwa syarat untuk mengikuti tender penyedia adalah memiliki tenaga ahli yang bersertifikat BS009 (konstruksi sentral telekomunikasi). Namun, sejauh ini, penyedia yang mengajukan tender umumnya adalah tenaga ahli gedung, sehingga Bagian Barang dan Jasa harus menolak penawaran tersebut.

“Hal-hal seperti ini yang menyebabkan tender tidak berhasil,” ungkapnya.

Salman menuturkan bahwa sangat jarang kontraktor atau penyedia di Provinsi Kalimantan Timur yang memiliki pengalaman dalam pembangunan menara telekomunikasi, kecuali di area Jawa. Selain itu, harga yang kurang sesuai juga menjadi salah satu faktor penghambat.

“Faktor-faktor seperti operasional dan transportasi menjadikan pembangunan BTS di wilayah ini dianggap kurang menarik. Jika menarik, tentu akan banyak yang mengajukan penawaran,” tambahnya.

Hingga saat ini, hanya penyedia dari Samarinda yang telah mengajukan penawaran, dan pemenang tender untuk pembangunan BTS di Muara Toyu berasal dari Paser. Salman menegaskan bahwa tender ulang yang ketiga ini merupakan yang terakhir. Jika tetap tidak berhasil, proyek ini akan dikembalikan ke Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.

“Penyedia tidak boleh mengajukan kontrak yang berbeda dengan tenaga ahli dan peralatan yang sama. Kecuali punya tenaga ahli berbeda, dan peralatan yang beda bisa mengajukan kembali,” pungkasnya.

Data LPSE Kabupaten Paser tahun 2023, Pemkab Paser melelang pembangunan menara telekomunikasi setiap unit sebesar Rp2,3 miliar, kecuali Muara Toyu nilainya lebih rendah atau sebesar Rp 2,1 miliar. (bs)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img