BALIKPAPAN – Proyek penanganan banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ampal hingga kini masih tak jelas progresnya. Masyarakat pun akhirnya menjadi korban, lantaran tak bisa melintasi jalan bahkan timbul kemacetan di sejumlah ruas jalan lainnya.
Menanggapi hal ini anggota Komisi III DPRD Kota Balikpapan, Syukri Wahid angkat suara. Pasalnya selain, menganggu pengguna kendaraan juga terdampak bagi pelaku usaha sekitar Jalan MT Haryono khususnya di depan Global Sport. Karena pengerjaannya molor dan tidak sesuai target.
“Kegiatan proyek ini dari awal kita dukung ya, terbukti kita menganggarkan, memberi support multiyears. Tapi kalau semua proyek-proyek itu tidak dipertimbangkan dampak ekonomi sosialnya, itu yang kita khawatirkan,” ujarnya, Senin (20/2/2023).
Lebih lanjut Syukri menjelaskan, sebelumnya progres proyek tersebut ditargetkan 32 persen hingga akhir tahun 2022. Namun justru jauh dari harapan. Meski begitu, Pemerintah Kota masih memberikan kesempatan kepada kontraktor PT Fahreza Duta Perkasa.
“Tapi coba kita lihat potensi lost-nya dari awal. Progres yang tidak sesuai diakhir tahun, kemudian dikasih kesempatan kedua. Ada SP 2, ada SP3. Kemudian menarik lagi perpanjangan,” jelasnya.
Syukri juga menilai Dinas Pekerjaan Umum (PU) tidak tegas. Karena rekomendasi Komisi III meminta agar kontrak diputus. Namun, Pemerintah Kota justru masih memberikan kesempatan.
“Kalau menurut saya, ini memperlihatkan ketidakbecusan kontraktor. Tidak becus. Kami Komisi III sudah sepakat putus kontrak, tapi kalau Pemkot masih belas kasihan dalam artian mempertimbangkan kelanjutan, tidak memperhatikan publik,” ujarnya.
Sementara, akibat proyek yang molor tersebut masyarakat dan pelaku usaha sangat terdampak. Tidak ada ganti rugi, pelaku usaha yang omsetnya turun dratis.
“Sekarang dia mau tanggung tidak semua kerugian yang dialami pelaku usaha atau warga yang terganggu. Kan tidak disusun dalam variable APBD, kecuali dalam APBD kita susun kalau dampaknya kita tanggung, ini kan tidak,” tegasnya.
“Sekarang pilih mana, kepentingan kontraktor atau kepentingan publik. Tujuan proyek itu untuk kepentingan publik bukan kontraktor. Nilai kontrak Rp 136 miliar, itu ada di 6 spot,” katanya.
Untuk diketahui, proyek pembuatan drainase yang dikerjakan PT Fahreza belum juga rampung. Dampaknya, jalan di depan Global Sport masih juga terputus. Padahal, PT Fahreza berjanji setidaknya Jalan MT Haryono bisa dilalui kendaraan sejak Senin (20/2/2023) hari ini.
Kenyataannya, jalan masih ditutup lantaran belum terbentuknya jalan darurat untuk kendaraan umum di area proyek. “Kami kecewa sekali. Kontraktor ini kebanyakan janji saja. Sudah 3 pekan menutup jalan. Saya juga tidak yakin bulan puasa bisa selesai proyeknya ini,” kata Ahmad, warga Balikpapan.
Namun kemarin, Direktur PT Fahreza, Cahyadi saat dihubungi mengatakan, kembali tertundanya rencana pembukaan jalan tersebut lantaran cuaca yang tidak bersahabat belakangan, termasuk pada Senin dini hari kemarin.
Cahyadi menyatakan, pihaknya akan menggenjot penimbunan jalan pada hari ini, sehingga diharapkan bisa dilintasi pada Selasa 21 Februari hari ini, dengan catatan cuaca bersahabat. “Semalam kan hujan lagi mas, jadi kendaraan nggak bisa melintas,” ujarnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Rafiudin berharap dalam beberapa hari ini cuaca bersahabat sehingga proyek peninggian jalan bisa dikebut. “Tadi malam kami cek material penimbunan terus didatangkan ke lokasi sampai jam 10 malam sebelum turun hujan deras. Akibatnya pekerjaan tak dapat dilanjutkan,” ujarnya, Senin (20/2/2023).
Rafiudin menjelaskan, target bulan ini proyek pembuatan drainase dan peninggian ruas jalan di Global Sport dapat tuntas sampai akhir bulan ini. Dengan syarat, cuaca bersahabat.
Dirinya juga mengakui penutupan jalan memang membuat masyarakat kesulitan beraktivitas. “Kami minta armada ditambah supaya bisa segera tuntas,” jelasnya.
“Kita juga minta komitmennya kontraktor agar bisa selesaikan secepatnya. Kita sudah lakukan peneguran juga,” ujarnya. (bom)