spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Posyandu Ujung Tombak Penanganan Stunting, Gamalis Tegaskan Perlu Sinergi Semua Pihak

SAMARINDA – Keberadaan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang berada di tingkat bawah menjadi salah satu ujung tombak dalam penanganan dan pencegahan stunting di masyarakat. Untuk itu keaktifan posyandu dan kesadaran masyarakat berkunjung ke posyandu menjadi sangat penting sebagai bagian dari optimalisasi delapan aksi konvergensi percepatan penurunan stunting.

Wakil Bupati Berau, Gamalis, juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Berau, usai menghadiri rembuk stunting tingkat provinsi Kaltim di Samarinda, Senin (9/10/2023), menegaskan peran penting posyandu dalam mencapai aksi konvergensi, mulai menganalisis situasi hingga, pengukuran dan pembinaan kepada masyarakat.

“Kita melihat posyandu ini memiliki peran penting, disamping beberapa program yang juga kita laksanakan dalam menangani dan mencegah stunting,” ungkapnya.

Salah satu yang berperan dalam optimalisasi posyandu, disampaikan Gamalis adalah Tim Penggerak Pemberdayaan Dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) yang memiliki kekuatan hingga dasa wisma dan juga kader posyandu. Gamalis berharap PKK dengan dukungan pemerintah kecamatan dan kampung dapat terus mengaktifkan dan mengoptimalkan posyandu dan terus mendorong kesadaran masyarakat untuk berkunjung membawa anak balitanya ke posyandu. Pasalnya di posyandu akan dilaksanakan pemeriksaan rutin, penyuluhan, suplemetasi gizi, hingga pemantauan kesehatan anak.

“Ini perlu kerja bersama PKK bersama kader mengaktifkan posyandu, lurah dan kepala kampung bersama ketua RT mendorong warganya untuk berkunjung ke Posyandu,” ucapnya.

Selain itu, Wabup Gamalis menegaskan tim gabungan lintas sektor yang telah terbentuk akan terus diperkuat, membangun sinergi dan menyatukan program. Terlebih dengan keterlibatan instansi terkait maupun lembaga dan perusahaan swasta untuk bersama sama mengambil peran dalam penanganan stunting. Tidak hanya dihilir dengan upya menurunkan angka stunting saat ini berkisar 21,6 persen. Tetapi juga penguatan dihulu mulai pembinaan remaja, calon pengantin hingga mewujudkan prilaku hidup bersih dan sehat dimasyarakat.

“Penanganan stunting ini harus komprehensif. Kita harus bisa berkolaborasi dengan semua pihak, termasuk swasta harus mengambil bagian menangani stunting,” ungkapnya.

Pemkab Berau telah merealisasikan berbagai inovasi mendukung penanganan stunting, mulai gerakan bersama wujudkan kelas gizi balita (Gebrakan Lagista), gerakan masyarakat peduli ibu hamil (Gemali Bumil), Halo Gizi, pelayanan sosial remaja. Serta mengoptimalkan program sanitasi terpadu berbasis masyarakat (STBM) yang terus digencar hingga ke setiap kampung. (RN/Prokopim/Mnz)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img