SAMARINDA – Dalam upaya menekan angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kalimantan Timur (Kaltim), Kota Bontang akan menjadi pilot program Teknologi Wolbachia. Kota Bontang dipilih lantaran memiliki jumlah kasus DBD tertinggi di Kaltim.
Teknologi Wolbachia sendiri merupakan bakteri alami, simbion yang umum ditemukan di hewan arthropoda, dengan mekanisme menghambat replikasi virus dengue yang diperankan oleh Wolbachia.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim dr Jaya Mualimin mengatakan, pilot program Wolbachia ini direncanakan akan diadakan di Kota Bontang pada bulan September 2023 mendatang.
“Ini arahan langsung dari Kemenkes. Penerapan pilot program pertama nanti akan dilakukan di Kota Bontang pada September nanti,” ucap Dr Jaya saat diwawancarai awak media beberapa waktu lalu.
Dr Jaya mengungkapkan, pilot program ini merupakan pertama kali dilakukan. Tujuannya sendiri guna meminimalisir penyebaran kasus DBD. Katanya hal ini mampu menekan angka kasus DBD di Kaltim hingga 77 persen.
“Hasil penelitian tersebut mampu menurunkan 77 persen incidence rate (IR) Dengue dan mengurangi masuk RS sebesar 86 persen,” jelasnya.
Sementara itu, untuk kinerja Wolbachia sendiri, Dr Jaya menyebutkan nyamuk ber-Wolbachia yang dilepas ini nantinya akan kawin silang dengan nyamuk Aedes Aegypti pembawa DBD.
“Setelah kawin silang ini, akan menghasilkan keturunan nyamuk ber-Wolbachia,” ungkapnya.
“Wolbachia sendiri sudah terbukti ampuh dan telah digunakan di berbagai negara maju untuk menekan angka DBD,” lanjutnya.
Untuk menyukseskan pilot program Wolbachia ini, kata dr Jaya juga diperlukan komitmen kepala daerah dengan seluruh lintas sektor, dan lintas program terkait.(Adv/Rm)